Kamis, 20 Februari 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyataan akan adaanya kelas social merupakan sesuatu yang seringkali tidak membuat orang merasa nyaman. Apalagi orang tersebut berada dikelas social bawah. Dalam dunia yang sudah didominasi ole hide sama rata sama rasa bahwa semua orang sama dihadapan sang pencipta, kelas social serasa patut disangkal. Akan tetapi, seperti yang dikatakan macionis (1996), setiap masyarakat ditandai dengan ketidaksamaan, kenyataannya bebrapa orang mempunyai lebih banyak daripada yang lain, lebih berpendidikan, lebih sehat dan memiliki kekuasaan yang lebih ketimbang yang lain. Itulah yang tidak dapat disangkal.

B. Permasalahan
Bagaimana ketidaksamaan dalam suatu masyarakat ini berpengaruh pada perilaku anggota-anggota masyarakat itu, terutama perilaku belinya.








BAB II
PEMBAHASAN
A. Empat prisip stratifikasi social
Stratifikasi social dibuat secara tidak sadar dengan menggunakan empat prinsip, yaitu:
1. Startifikasi social adalah cirri-ciri masyarakat, bukan hanya fungsi dari perbedaaan individu.
2. Stratifikasi social bertahan dari generasi ke generasi , terutama masyarakat yang menganut system stratifikasi yang kaku, atau dalam masyarakat yang sangat tradisional dan agraris.
3. Walalupun stratifikasi social ini bersifat universal, ada bentuk-bentuk stratifikasi yang berbeda. Ada masyarakat yang mendasaran stratifikasi pada kekayaan, ada yang pada status dan kedudukan, pendidikan dan lain-lain.
4. Stratifikasi social diwadahi dalam keyakinan yang kuat dan meliputii populasi yang luas.
Sehubungan dengan srtaifikasi social ini, dikenal system kassta dan system kelas.
- System kasta
Dalam system kasta, stratifikasi dilakukan berdasarkan kelahiran. Jadi, kecerdasan, keterampilan dan kemampuan seseorangtidak bisa amembawa dia naik ke kasta yang lebih tinggi.
- System kelas
System kelas bayak ditemukan dalam masyararakat industry karena dasar terbentuknya system ini adalah kemampuan keberhasilan individu.
Dari sudut pemikiran pemasaran, adaanya kelas social dimasyarakat manapun tidak dapat disangkal lagi. Setiap orang hidup dalam satu kelas social dan orang lain hidup dalam kelas sosisal yang lain. Kelas social secara tidak sadar membentuk dan mengarahkan pilihan dan prioritas seseorang, termasuk prioritas dalam pengambilan keputusan beli dan pemilihan produk. Oleh karena itu, tujuan sebagai pemenuhan kebutuhan orang dari kelas social yang satu akan berbeda dengan kelas social yang lain. Walaupun mempunyai kebutuhan yang sama, orang dari kelas social yang rendah akan memenuhi kebutuhannya dengfan pilihan yang berbeda daroi orang dari kelas social yang lebih tinggi.dengan kata lain, perilaku beli konsumen ditentukan oleh kelas sosialnya.
Kelas social memiliki tingkaotan- tingkatan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Orang dari kelas sosial tertentu menganggap orang dari kelas social yang lain memiliki status yang lebih tinggi atau lebih rendah dari dirinya.
Dapat disimpulkan bahwa kelas social:
- Memiliki variable kelompok
- Hierarki yang relative permanen
- Ada nilai-nilai yang sama dalam satu kelas
- Interaksi yang terbatas antar kelas
- Peningkatan kelas seseorang merupakan proses yang lambat.
- Kelas social adalah sesuatu yang multidimensional, dan tidak dapat diidentifikasikan hanya dengan pendapatan.
Kelas social yang berlapis-lapis merupakan dasar alami untuk segmentasi pasar , sehingga produk, jalur distribusi, dan pesan-pesan promosi dapat dirnacang khusus sesuai dengan sasaran pasar atau dalam hal ini kelas social sasaran. Di samping itu, karena setiap kelas social memiliki nilai-nilai, sikap dan pola perilaku yang seragam dan antara satu kelas sosial dengan kelas sosial yang lain ada perbedaaan yang nyata, para ahlimenghubungkan perbedaan ini dengan perbedaan sikap konsumen terhadap suatu produk dan meneliti pengaruh kelas sosial ini terhadap konsumsi yang sebenarnya.
B. Kategori kelas social
Para ahli belum sependapat mengenai pembagian kelas social menurut kategori. Ada yang membagi menjadi dua , tiga sampai, Sembilan kelas social.
C. Pengukuran kelas social
Ada tiga kategori cara-cara mengukur kelas social:
1. Dengan ukuran subyektif dimana orang diminta untuk menentukan sendiri kelas sosialnya.
2. Ukuran reputasi ditentukan oleh orang lain diluar lingkungannya.
3. Ukuran obyektif didasarkan atas variable sosioekonomik seperti pekerjaaan , besar pendapatan dan pendidikan.
D. Profil gaya hidup kelas-kelas social
Untuk memudahkan pemahaman tentang kelas social ini dapat dirinci sebagai berikut:
1. Kelas atas-atas
2. Kelas atas bawah, yang baru saja memiliki kekayaan
3. Kelas menengah atas
4. Kelas menengah bawah
5. Kelas bawah atas


E. Mobilitas kelas social
Seseorang tidak selalu berada dalam kelas social yang sama. Kadang-kadang kelas sosialnya meningkat dibandingkan kelas social orangtuanya. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat pendidikan yang dicapai, pengembangan pribadi dan keberhasilan dalam hidupnya. Adanya kemungkinan mobi;litas keatas menyebabkan orang dari kelas social yang lebih tinggi menjadi kelompok acuan bagi mereka yang lebih rendah . tatapi seperti diuraikan sebelumnya proses mobilitas kelas sosialo ini berjalan lambat.
F. Sebaran Geodemografik
Sebaran geodemografik mengidentifikasikan konsentrasi konsumen dengan data sosioekonomikdan demografik yang relative sama.
G. The Affluent (berlebihan)
Segmen ini sngat berarti dalam pemasaran produk-produk dengan harga tinggi. Orang-orang tergoloong berkelebihan membelanjakan uang mereka untuk produk-produk ekstra seperti berlayar dengan kapal pesiar, mobil-mobil sport dan perhiasan yang mahal. Media habits mereka juga berbeda. Untuk membantu para pemasar untuk pasar affluent ini , mediamark research , inc. mengembangkan skema segmentasi pasaar affluent yang merupakan rumah tangga dengan penghasilan 10% tertinggi.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelas social merupakan kenyataan yang tidak bisa disangkal lagi. Betapapun ditolaknya keberadaan kelas social ini, perbedaan-perbedaan yang menindikasikan adanya kelas social ini selalu saja ada. Kelas social dibagi menjadi bebrapa kategori, masing-masing menunjukkan adanya jenjang-jenjang dalam masyarakat. Pengukuran kelas social dilakukan berdasarkan dimensi-dimensi tertentu seeperti pendapatan, pendididkan dan kedudukan. Oleh karena itu, ada mobiloitas dari kelas social yang satu kekelas social yang lain. Pamasar banyak menggunakan kelas social sebagai dasar segmentasi pasar, dan manfaatnya sudah banyak terbukti. Perbedaan kelas social ditunjukan dalam perilaku para anggotanya, misalnya dalam hal dekorasi rumah, pakaian, kegiatan waktu senggang, kebiasaan berbelanja, kebiasaan media dan lain sebagainya.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya terdapat beanyak keurangan utnuk itu kami membuthkan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini.

Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!